Desain UX: Tanggung Jawab Seorang Pemula

Aisha
6 min readMay 10, 2024

--

Pernahkah kamu kepikiran bagaimana cara membuat produk digital yang mudah digunakan dan disukai banyak orang? Di sinilah peran seorang desainer UX (User Experience Design)!

Kali ini, mari kita selami tanggung jawab utama bagi para desainer UX tingkat pemula yang penuh semangat seperti kamu!

1. Riset (Research)

Photo by UX Indonesia on Unsplash

Riset adalah fondasi utama dalam merancang produk yang berpusat pada pengguna. Sebagai desainer UX pemula, kamu akan menjelajahi dunia para pengguna untuk memahami kebutuhan, ekspektasi, dan pain points mereka.

Bagaimana kamu melakukan riset?

  • Mempelajari data kuantitatif: Kamu akan menganalisis data statistik seperti demografi, lokasi, dan perilaku pengguna untuk memahami gambaran umum tentang mereka.
    Contoh: Bayangkan kamu merancang aplikasi e-commerce. Kamu akan menganalisis data tentang usia pengguna, perangkat yang mereka gunakan, dan produk yang paling sering mereka beli.
  • Melakukan riset kualitatif: Kamu akan melakukan wawancara, observasi, dan usability testing untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang pengguna.
    Contoh: Kamu akan melakukan wawancara dengan pengguna untuk mengetahui apa yang mereka sukai dan tidak sukai dari aplikasi e-commerce lain, serta kendala yang mereka hadapi saat berbelanja online.
  • Menjelajahi kompetitor: Kamu akan mempelajari produk-produk kompetitif untuk memahami apa yang mereka lakukan dengan baik dan apa yang bisa diperbaiki.
    Contoh: Kamu akan mempelajari aplikasi e-commerce lain untuk melihat bagaimana mereka menata kategori produk, menampilkan informasi produk, dan menyediakan fitur checkout.

2. Wireframing

Photo by rivage on Unsplash

Wireframing adalah proses pembuatan sketsa atau garis besar produk atau tampilan layar. Ini seperti membangun fondasi kokoh untuk rumah impianmu!

Bagaimana kamu membuat wireframe?

  • Gunakan alat digital atau gambar tangan: Kamu bisa menggunakan software seperti Sketch, Figma, atau bahkan pensil dan kertas untuk membuat wireframe.
    Contoh: Kamu akan menggunakan Sketch untuk membuat wireframe aplikasi e-commerce, menunjukkan bagaimana halaman beranda, halaman kategori produk, dan halaman detail produk akan disusun.
  • Fokuskan pada struktur dan fungsionalitas: Di tahap ini, kamu tidak perlu memikirkan detail visual seperti warna dan font. Fokuslah pada bagaimana elemen-elemen produk akan disusun dan bagaimana pengguna akan berinteraksi dengannya.
    Contoh: Wireframe mu akan menunjukkan di mana tombol navigasi akan ditempatkan, bagaimana pengguna akan mencari produk, dan bagaimana mereka akan menambahkan produk ke keranjang belanja.
  • Dapatkan umpan balik: Bagikan wireframe mu dengan tim dan pengguna untuk mendapatkan masukan dan menyempurnakan desain.
    Contoh: Kamu akan mengadakan sesi brainstorming dengan tim untuk mendapatkan ide tentang bagaimana meningkatkan wireframe mu dan membuatnya lebih intuitif bagi pengguna.

3. Prototyping

Photo by freestocks on Unsplash

Prototyping adalah proses pembuatan model awal produk yang menunjukkan fungsionalitasnya. Ini seperti membangun miniatur rumah impianmu untuk melihat bagaimana jadinya!

Bagaimana kamu membuat prototipe?

  • Gunakan alat digital: Kamu bisa menggunakan software seperti Adobe XD, InVision, atau Proto.io untuk membuat prototipe yang interaktif.
    Contoh: Kamu akan menggunakan Adobe XD untuk membuat prototipe aplikasi e-commerce yang memungkinkan pengguna untuk menelusuri produk, menambahkan produk ke keranjang belanja, dan menyelesaikan proses checkout.
  • Fokuskan pada alur interaksi: Prototipe harus menunjukkan bagaimana pengguna akan bernavigasi di dalam produk dan menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
    Contoh: Prototipemu akan menunjukkan bagaimana pengguna dapat mencari produk dengan kata kunci, memfilter produk berdasarkan kategori, dan membaca ulasan produk.
  • Uji coba prototipe: Lakukan usability testing dengan pengguna untuk melihat apakah prototipemu mudah digunakan dan dipahami.
    Contoh: Kamu akan melakukan usability testing dengan sekelompok pengguna untuk melihat apakah mereka dapat dengan mudah menemukan produk yang mereka cari, menambahkan produk ke keranjang belanja, dan menyelesaikan proses checkout tanpa kebingungan.

4. Arsitektur Informasi (Information Architecture)

Photo by Amper on Unsplash

Arsitektur informasi adalah kerangka kerja yang menentukan bagaimana situs web ditata, dikelompokkan, dan disusun. Ini seperti merancang peta kota yang memudahkan orang untuk menemukan tujuan mereka!

Bagaimana kamu membangun arsitektur informasi?

  • Lakukan card sorting: Kamu akan meminta pengguna untuk mengelompokkan konten situs web ke dalam kategori yang logis.
    Contoh: Kamu akan meminta pengguna untuk mengelompokkan kategori produk e-commerce ke dalam kategori yang lebih luas, seperti elektronik, fashion, dan rumah tangga.
  • Buat sitemap: Sitemap adalah diagram yang menunjukkan struktur hierarki situs web.
    Contoh: Kamu akan membuat sitemap yang menunjukkan bagaimana kategori produk e-commerce saling terkait, dan bagaimana pengguna dapat menavigasi di antara mereka.
  • Gunakan taksonomi: Taksonomi adalah sistem klasifikasi yang mengelompokkan konten situs web berdasarkan tag dan kategori.
    Contoh: Kamu akan menggunakan taksonomi untuk mengelompokkan produk e-commerce berdasarkan merek, warna, ukuran, dan fitur.

5. Komunikasi (Communication)

Photo by Campaign Creators on Unsplash

Komunikasi adalah kunci untuk menjadi desainer UX yang sukses. Kamu harus mampu berkomunikasi dengan jelas dan efektif dengan berbagai pihak, seperti tim desain, tim pengembangan, stakeholder, dan pengguna.

Bagaimana kamu meningkatkan kemampuan komunikasimu?

  • Presentasikan desainmu: Kamu harus mampu mempresentasikan desainmu kepada tim dan stakeholder dengan cara yang jelas dan menarik.
    Contoh: Kamu akan mempresentasikan desain wireframe dan prototipemu kepada tim e-commerce, menjelaskan bagaimana desainmu akan membantu pengguna menemukan produk yang mereka cari dengan mudah dan menyelesaikan proses checkout dengan lancar.
  • Tulis dokumentasi: Kamu harus mampu menulis dokumentasi desain yang jelas dan ringkas untuk tim pengembangan.
    Contoh: Kamu akan menulis dokumentasi desain yang menjelaskan bagaimana elemen-elemen antarmuka pengguna (UI) harus diimplementasikan dalam kode.
  • Berikan umpan balik: Kamu harus mampu memberikan umpan balik yang konstruktif kepada tim desain dan tim pengembangan.
    Contoh: Kamu akan memberikan umpan balik kepada tim developer tentang bagaimana mereka dapat meningkatkan implementasi desainmu, dan bagaimana mereka dapat membuat UI yang lebih intuitif dan mudah digunakan.

Kisah Dane Seorang Visual Designer yang Bekerjasama Dengan UX Designer

Pernahkah kamu membayangkan bagaimana rasanya bekerja sebagai desainer UX di perusahaan besar seperti Google? Yuk, ikuti kisah Dane, seorang desainer visual di Google, simak ceritanya dibawah!

Menemukan Masalah, Merancang Solusi

Setiap hari di Google, Dane dihadapkan pada berbagai tantangan kreatif dalam mengembangkan produk. Tugasnya dimulai dengan mengidentifikasi masalah yang dihadapi produk, mencari tahu cara untuk memperbaikinya, atau mengembangkan fitur baru.

Kerja Sama dan Kolaborasi

Salah satu hal menarik dari pekerjaan Dane adalah kolaborasi yang erat dengan timnya. Ia sering berdiskusi dengan desainer visual lain, researcher, dan desainer interaksi untuk menemukan solusi terbaik. Setiap anggota tim memberikan masukan dan sudut pandang yang berbeda, sehingga menghasilkan solusi yang komprehensif dan efektif.

Proses Kreatif yang Dinamis

Dane tidak hanya merancang solusi, tetapi juga mempresentasikannya kepada tim dalam sesi kritik UX. Di sinilah ia menerima umpan balik yang berharga untuk meningkatkan desainnya. Kritik ini bukan untuk menyerang pribadi, melainkan untuk memperbaiki solusi dan memastikan produk yang dihasilkan berhasil.

Dari Ide Menjadi Kenyataan

Setelah solusi disetujui, Dane bekerja sama dengan petinggi dan pimpinan untuk mendapatkan persetujuan akhir. Ketika solusinya sudah siap, ia menyerahkannya kepada para teknisi untuk diimplementasikan. Melihat idenya menjadi kenyataan dan berdampak positif bagi pengguna adalah momen yang sangat membanggakan bagi Dane.

Dampak Nyata dan Peran Penting

Sebagai desainer visual, Dane memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang berdampak pada orang lain. Ia bertanggung jawab untuk menentukan bagaimana tampilan muka produk dan memastikan bahwa desainnya mudah digunakan dan bermanfaat bagi banyak orang. Dane merasa bahwa peran seorang desainer UX sangatlah penting dan bermakna.

Kisah Dane hanyalah sepenggal cerita dari dunia desain UX yang penuh dengan kreativitas, kolaborasi, dan dinamika. Jika kamu tertarik untuk membuat perubahan positif bagi dunia melalui desain, maka desain UX mungkin pilihan karir yang tepat untukmu.

Photo by Redd F on Unsplash

Kesimpulan

Sebagai seorang desainer UX pemula, kamu memiliki banyak peluang untuk belajar dan berkembang. Tanggung jawab utama yang dibahas di atas hanyalah permulaan. Kamu akan terus belajar tentang berbagai aspek desain UX seiring dengan bertambahnya pengalamanmu.

Ingatlah:

  • Fokus pada user: Selalu ingatlah kebutuhan dan ekspektasi pengguna dalam setiap tahap proses desain.
  • Berkolaborasi: Bekerjasamalah dengan tim desain, tim pengembangan, dan stakeholder lainnya untuk mencapai tujuan bersama.
  • Belajarlah: Teruslah belajar tentang desain UX, tren terbaru, dan teknologi baru.

Dengan kerja keras, dedikasi, dan semangat belajar yang tinggi, kamu dapat menjadi desainer UX yang sukses dan membuat produk digital yang luar biasa!

Sumber Daya:

Yuk, ikuti petualanganmu di dunia desain UX!

--

--

No responses yet